TIMES SOFIFI, JOMBANG – Warga Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, menggelar aksi teatrikal untuk mengenang kedatangan ayah Presiden pertama RI Ir Soekarno, yakni Raden Soekeni Sosrodihardjo, ke wilayah Ploso pada 28 Desember 1901 atau 124 tahun silam.
Kegiatan tersebut digelar pada Minggu (28/12/2025) sebagai bagian dari upaya mengingat dan menyampaikan sejarah kepada masyarakat luas.
Dalam pementasan teatrikal itu, digambarkan momen kedatangan Raden Soekeni bersama istrinya, Ida Ayu Nyoman Rai, serta putri pertamanya, Raden Soekarmini, di Stasiun Ploso. Rombongan keluarga kecil tersebut kemudian menuju Kantor Desa Ngelo, yang kini dikenal sebagai Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso.
Di pendapa Kantor Desa Ngelo, Raden Soekeni digambarkan bertemu dengan Kepala Desa setempat. Dalam adegan tersebut, ia menunjukkan beseluit atau surat keputusan (SK) penugasan sebagai mantri guru Sekolah Ongko Loro di Ploso, yang pada masa itu berada dalam wilayah Karesidenan Surabaya.
Berdasarkan catatan sejarah, Raden Soekeni mulai bertugas sebagai mantri guru di Ploso pada 28 Desember 1901. Beberapa bulan kemudian, tepat pada 6 Juni 1902, Bung Karno lahir di Ploso. Raden Soekeni tercatat mengabdi di Ploso hingga tahun 1907, sebelum kemudian dipindahkan untuk mengajar ke Sidoarjo.
Camat Ploso, Tridoyo Purnomo, mengatakan bahwa teatrikal tersebut merupakan bentuk ikhtiar masyarakat Ploso dalam menyampaikan fakta sejarah kepada publik bahwa Bung Karno lahir di wilayah Ploso, Jombang.
“Dari hasil penelitian para ahli sejarah dan dokumen-dokumen yang telah dikaji, memang ada bukti kuat bahwa Bung Karno lahir di Ploso,” ujar Tridoyo.
Tridoyo menegaskan, Forkopimcam Ploso akan terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya pelurusan sejarah tersebut.
“InsyaAllah Forkopimcam Ploso terus mendorong masyarakat terkait sejarah kelahiran Bung Karno di Ploso, yang tentu salah satunya demi kemaslahatan masyarakat Ploso,” tambahnya.
Sementara itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang, Arif Yulianto atau Cak Arif, menuturkan bahwa pihaknya terus memperjuangkan agar Situs Kelahiran Bung Karno di Ploso Jombang segera ditetapkan sebagai cagar budaya.
“Sebenarnya, sejak tahun 2024 kami sudah merekomendasikan penetapan Situs Kelahiran Bung Karno di Ploso ini sebagai cagar budaya,” jelas Cak Arif.
Cak Arif menambahkan, beberapa hari sebelumnya TACB Jombang juga telah bertemu dengan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Dalam pertemuan tersebut, TACB Jombang menyampaikan hasil kajian, dokumen pendukung, serta sejumlah buku yang menguatkan bahwa Bung Karno lahir di Ploso pada 6 Juni 1902.
“Semoga Kementerian Kebudayaan dapat segera memfasilitasi pertemuan antara tim dari Jombang dan Surabaya untuk meluruskan sejarah kelahiran Bung Karno,” tegasnya.
Cak Arif menegaskan keyakinannya bahwa fakta sejarah telah cukup jelas. "Kami sangat yakin Bung Karno memang lahir di Ploso, Jombang, pada 6 Juni 1902,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tegaskan Sejarah, Warga Ploso Jombang Gelar Teatrikal Kedatangan Ayah Bung Karno
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Ronny Wicaksono |