TIMES SOFIFI, JAKARTA – Sebuah kerusuhan terjadi di penjara di kota pesisir barat daya Ekuador, Machala pada Minggu (9/11/2025) yang menyebabkan 31 narapidana tewas dan beberapa di antaranya digantung.
Pihak berwenang mengatakan sedikitnya 27 narapidana ditemukan tewas pada Minggu sore dan empat orang lainnya diketemukan tewas keesokan harinya bersama puluhan napi yang terluka.
Dalam sebuah pernyataan, otoritas penjara mengatakan ke 27 orang yang ditemukan tewas karena asfiksia atau kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian langsung karena digantung.
Pernyataan itu juga tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang keadaan kematian para tahanan, dan tidak jelas apakah mereka sengaja dibunuh oleh tahanan lain.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah kerusuhan bersenjata meletus saat fajar di penjara tersebut, yang mengakibatkan tewasnya 4 orang dan luka-luka pada 33 orang lainnya, termasuk seorang polisi.
Menurut pernyataan itu, kerusuhan hebat tersebut dipicu oleh reorganisasi diantara para narapidana di fasilitas keamanan maksimum yang baru.
Pihak berwenang menambahkan, mereka masih bekerja untuk "mengklarifikasi fakta sepenuhnya", dan petugas medis forensik berada di lokasi untuk memverifikasi informasi.
Ekuador telah menghadapi gelombang kerusuhan penjara yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan kematian ratusan narapidana.
Pemerintahan Presiden Daniel Noboa, yang telah berjanji untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan, menyalahkan kekerasan tersebut pada geng-geng yang bersaing untuk memperebutkan dominasi dan kendali teritorial di dalam penjara.
Sebelumnya pada 9 November, juga dilaporkan ada empat kematian di penjara yang sama dalam insiden terpisah, namun kemudian berhasil dikendalikan oleh polisi taktis.
Kerusuhan tersebut dipicu oleh reorganisasi para narapidana di fasilitas keamanan maksimum yang baru.
Pada bulan September,kerusuhan yang disebabkan oleh perkelahian antar gengdi penjara yang sama juga menyebabkan kematian 14 narapidana dan 14 lainnya terluka.
Beberapa hari kemudian, 17 orang lainnya tewas dalam kerusuhan di penjara di kota Esmeraldas, dekat perbatasan Kolombia, di wilayah utara.
Pihak administrasi penjara mengatakan bahwa pasukan polisi khusus memasuki penjara dan mengambil alih kendali setelah kerusuhan.
Penduduk setempat sempat mendengar suara tembakan, ledakan, dan teriakan minta tolong yang datang dari dalam penjara, dan sejumlah keluarga narapidana berkumpul di depan penjara.
Pihak berwenang belum mengidentifikasi korban tewas atau menjelaskan mengapa kekerasan itu terjadi di penjara Machala tersebut, tetapi diyakini terkait dengan rencana pemindahan sejumlah tahanan ke penjara keamanan maksimum baru, yang dibangun oleh pemerintahan Presiden Ekuador, Daniel Noboa di daerah lain, yang dijadwalkan dibuka bulan ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kerusuhan di Penjara Ekuador: 31 Napi Tewas, Beberapa Ditemukan Digantung
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |